Penuh sesak fery tujuan sofifi subuh ini. penumpang yang umumnya adalah pegawai pemprov Malut ini memberikan kesan bahwa sesungguhnya orang mau berusaha karena impian dan kebutuhannya.
Lebih dari setahun yang lalu, ada seseorang yang baru pertama kali setelah sekian lama menjalin kebersamaan, menumpang fery bersamaku untuk bekerja. Yah, pertama kali, dan juga terakhir kali karena setelah itu kami tak pernah lagi seperjalanan laut dengan menumpang fery sampai akhirnya situasi memberikan vonis perpisahan.
Begitulah, sampai saat ini kami tak pernah berkomunikasi lagi. dia menyimpan kesakitan yang sama dengan apa yang kau rasakan. tapi dia menyimpannya terlalu rapih, karena merasa paling tersakiti. dia gelisah, dia merindu, dia mengekalkan ingatannya kepadaku.. Aku hanya mencoba meraba isyarat mata-nya ketika sepintas menatapnya kembali sebulan yang lalu.
Wanita yang selalu hadir dalam setiap kenangan yang aku juga tak rela melupakan semua.
Seolah segala kata tak lagi mampu mengejawantahkan apa yang ada dalam hati. Aku menangis untuknya. Menangisi segala sakitnya, menangisi segenap rindunya kepadaku. Belum pernah sepanjang perjalanan hidupku, kutemukan mata yang demikian sendu, mata yang di dalamnya tersimpan begitu banyak cinta, cinta yang pedih. Kepedihan yang hendak ditahan-tahan. Mata itu, ah, mesti dengan apa kugambarkan biar dunia tau seperti apa dia yang semestinya ku agungkan !!
Hendak bagaimana kutanya padanya tentang sakit yang dia tanggung sendiri itu, sementara ia tak pernah sedetikpun menoleh padaku. Seolah raganya melayang kesana kemari mencari tempat berlabuh meski roh-nya masih terasa bersama-ku. Bom waktu yang sepertinya siap meledak setiap kami berbicara tentang cerita kami. Sungguh, rasanya aku juga siap meledak seketika jika ia tak jua mau membuka mulutnya dan bicara, membiarkan aku sendiri menguntai tanya dan mencari jawab dalam sepi.
Aku rindu… !!
Semoga kamu adalah wanita yang paling bahagia dengan jalan baru-mu itu.. Kini dan nanti !!
Maming_ASDP Fery_150114
Coretan Yush 